Feeds:
Posts
Comments

Archive for June, 2009

Alhamdulillah..saya bersyukur kepada Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.. Saya bersyukur sekali karena telah dapat menyelesaikan latihan Kepemimpinan Mahasiswa angkatan ke-IV tahun 2009 yang merupakan kerjasama ITB dan Kodam III Siliwangi.. Acaranya berlangsung dari tanggal 8 Juni-13 Juni 2009.

Subhanallah,,,luar biasa fantastis… Selama 5 hari dari Senin sampai sabtu, saya mendapat berbagai macam pengetahuan, hikmah, pelajaran, dan pengalaman yang sangat mantap. Dua hari awal, yaitu senin dan selasa, diisi dengan pemberian materi dengan metode ceramah. Banyak inspirasi yang menggugah saya pribadi dan teman2 saya yang lainnya. Materi yang juga menumbuhkan motivasi tersendiri dalam diri saya.

Materi pertama setelah pembukaan yang dihadiri oleh Panglima Kodam III SIliwangi dan Rektor ITB ini, langsung menggebrak diri saya. Materi ini bertemakan Jati Diri Bangsa, yang langsung dibawakan oleh Bapak Panlgima Kodam III Siliwangi, Mayjen TNI Rasyid Qurnuen M.Sc. Materi ini meumbuhkan jiwa nasionalisme para pendengar, terutama diri saya. Bagaimana bangsa ini punya harga  dan jati diri bangsa yang harus senantiasa ditegakkan. Apalagi saat Panglima menyinggung tentang Malaysia yang sekarang masih berselisih dengan Indonesia dalam kasus Ambalat. Panglima sempat mengatakan dengan berapi-api, “ Saya sendiri yang akan pimpin langsung pasukan untuk berperang di Ambalat, jika harus perang ! “. “ Kalian harus percaya denga TNI, jangan kalian takut ! Tapi jika Seandainya TNI sudah habis, apakah Kalian akan membiarkan negeri ini diserang? Apakah kalian akan mundur ? “ Serentak, kami yang sudah terbakar oleh ucapan-ucapan beliau, menjawab dengan semangat. “ Tidak !!”

Itu salah satu penggalan kata-kata yang menumbuhkan semangat kami, saat mengikuti latpim ini. Selanjutnya berbagai materi kepemimpinan dan motivasi disuguhkan panitia. Memang ada yang kurang bagus sehingga membuat mata ini harus berjuang untuk menahan ngantuk, akan tetapi secara keseluruhan materi-materinya oke.

Ada materi yang sangat bagus, yaitu tentang bagaimana pentingnya Emotional Intelligence (Kecerdasan emosi). Disini  kami dimotivasi oleh soerang trainer yang merupakan alumni ITB dari jurusan Fisika Teknik. Kami benar2 termotivasi untuk bisa mengenal diri kami dengan baik (know your self). Memilih mau ngapain (choose your self), dan mewujudkan cita2 (give your self). Semua ini diharapkan dapat membuat diri ini menjadi lebih baik dan bermakna baik bagi diri sendiri maupuan bagi orang lain.

Selain itu juga ada meteri yang sangat baik tentang Wira Usaha, bagaimana apapun bidangnya kita bisa menjadi seorang entrepreneur. Dari materi ini saya juga baru tahu kalau Wira itu artinya pahlawan. Sehingga Wira usaha, adalah usaha yang dilakukan dengan berlandaskan nila-nilai kepahlawanan. Sangat inspiratif…

Malamnya kami juga mendapat materi dari KPK…Ini juga sangat rame. Kami baru melihat bagaimana para pejabat KPK adalah orang-orang yang memiliki integritas yang sangat tinggi. Mereka semua menjunjung tinggi moralitas. Tentu hal ini diluar kasus Pak Antasari Azhar. Bayangkan, pembicacara dari KPK ini menyetir sendirian ke Lembang dari Jakarta hanya untuk memenuhi tanggung jawab untuk memeberikan materinya. Dia juga mengaku bahwa jika panitia memberikan amplop setelah acara selesai, maka dia harus siap-siap ditangkap oleh KPK. Waw !!.. Bahkan hanya untuk sekedat plakat pun, dia harus melapor ke atasannya untuk menerima plakat dari panitia. Dari materi ini, KPK mengajak kita smeua untuk turut membantu memberantas korupsi di negeri ini, turut untuk berkontribusi dengan menjunjung tinggi moralitas, dan punya integritas yang tinggi. Dalam akhir pembicarannya dia mengutip suatu penggalan dari bukunya Renald Kasali yang sangat inspiratif untuk saya.

Satu kata terindah: maaf

Dua kata terindah : terima kasih

Tiga kata terindah : Negeriku sedang bermasalah

Empat kata terindah :Negeriku sulit untuk berubah

Lima kata terindah : Negeriku butuh Aku untuk Berubah.

Hari ketiga, kami belajar Peraturan Baris-Berbaris (PBB) dan latihan upacara militer. Saya sendiri merasa dilatih kesigapan dan terus  fokus saat berlatih baris-berbaris ini. Saya harus senantiasa konsentrasi terhadapat perintah komandan upacara.

Hari keempat dan kelima, saya dan teman2 menikmati berbagai pelajaran di lapangan alias kami ber-outbond. Mulai dari pengenalan dan berlatih menembak dengan senjata. Ya.. The Real Weapon !!.. Saya berlatih menembak senjata bertipe SS1- VS1..Senjata ini asli buatan Pindad yang merupakan pabrik yang mensuplai kebutuhan TNI-Polri dalam hal persenjataan. Dengan berat sekitar 3,9 kg, dalam posisi tiarap, tangan kanan siap menarik picunya, tangan kiri menopang bagian depan senjata, pandangan diarahkan ke sasaran melalui lingkaran di tengah2 bidikannya, itu semua merupakan pengalaman yang luar biasa.

Berbagai games yang meningkatkan kebersamaan, kerjasama, kreativitas, imajinasi, serta nilai2 kepemimpinan..menjadi santapan berikutnya. 10 games teman2.  Malamnya sesuatu yang membuat cukup merinding adalah CARAKA MALAM.  Ini adalah suatu kegiatan dimana kita harus menyampaikan pesan kepada yang ditujunya dengan berjalan sendiri sepanjang 2 km, tanpa senter ataupun lilin. Dengan interval 2 menit setiap orang dilepas dari posisi start sampai menuju finish melewati hutan yang memiliki pohon-pohon yang tinggi serta semak2 disamping kanan dan kiri.

Hal ini benar2 membuat suasana yang cukup mencekam dan membuat perasaan saya cukup takut. Yang paling mencekam adalah dari start awal sampai ke pos satu. Di sini benar-benar saya merasa cukup takut, walaupun sebenarnya saya pun sudah berulang kali meyakinkan diri bahwa harus percaya akan Allah. Tetapi mungkin inilah perasaan alamiah manusia yang pada dasarnya memiliki perasaan takut yang bersemayam dalam dirinya. Akan tetapi seharusnya perasaan ini tidak boleh ada, karena yang berhak ditakuti hanyalah Allah yang Maha Kuasa dan Besar.

Saya merasa saat menuju pos satu ini, saya mendengar seperti ada suara kresek-kresek, tapi itu ternyata hanyalah suara dari ponco saya yang saling bergesekan.. Belum lagi dengan adanya banyangan di samping kiri saya di tebing akibat pencahayaan dari kanan, membuat saya menduga2. Tapi untungnya bayangan itu hanyalah banyangan saya yang sedang berjalan. Saya ga bias memprediksi klo ada bayangan lain ataupaun bayangan itu tidak bergerak… Wah bias lari terbirit-birit saya.. Tapi Alhamdulillah semau lancer-lancar saja, karena setelah di pos satu saya bertemu dengan teman2 sy yang lainnya, sehingga kami memutuskan untuk berjalan berbarengan..Ini membuat perasaan saya semakin tenang.

Berjalan menempuh hidup ini sendirian memang tidak enak, kita memang butuh orang lain untuk mendampingi kita dalam mengarungi kehidupan ini. Dengan begitu perasaan kita akan semakin tenang.

Besoknya kami kembali ke tempat outbond untuk melakukan personal games.. yaitu tantangan-tantangan yang membutuhkan keberanian dan kekuatan fisik kita. Kalau kemarin lebih kepada kebersamaan , sekarang tentang kemampuan diri sendiri. Ada permainan flying fox, jembatan Elvis, turun tebing, spider web, dan menyebrang dengan tali. Sayangnya saya tidak dapat mencoba jembatan Elvis dan meneybrang dengan tali, karena mepetnya waktu.

Selain itu kami juga bermain simulasi perang, dalam permainan paint ball, yaitu perang dengan menggunakan senjata yang diisi oleh peluru cat. Jika terkena tembakan maka peluruh tersebut dan pecah meninggalkan noda cat di tubuh kita. Jika dilihat, sepertinya mudah, akan tetapi dalam prakteknya ternyata sulit dan cukup melelahkan. Saya sepertinya terlalu takut untuk ditembak, sehingga saya menjadi cukup panic jika berhadapat dengan musuh, padalah musuh pun belum tentu benar nembaknya..

Saya jadi teringat dengan lagunya “Soe Hok Gie” yang berjudul “ Gie”..dalam liriknya :

Berbagi waktu dengan alam,

Kau akan tahu siapa dirimu yang sebenarnya

Hakikat manusia

Tak pernah Berhenti Berjuang

Ketika berada di alam, manyatu dengan hutan dengan pohon-pohonnya dan tanah asli pegunungan, saya baru menyadari siapa diri saya yang sebenarnya.. Ternyata saya seorang yang memiliki rasa takut, terlihat dalam Caraka Malam. Ternyata saya juga orang yang kurang sabar, terlihat dalam simulasi perang paint ball dan games2 lain. Tapi dibalik itu semua, terdapat suatu perasaan yang ingin menghilangkan semua itu, yaitu perjuangan untuk menjadi lebih baik, menjadi lebih berani dan menjadi lebih sabar dan tenang. Dan ini yang mungkin disebut sebagai hakikat manusia. Selalu punya keinginan untuk lebih baik.

Malamnya ada solo camp, yaitu kita ditinggal sendirian di hutan sambil mengerjakan tugas yang telah ditentukan dalam waktu sekitar 30 menit, lalu dijemput kembali oleh pelatih. Setelah itu kami refreshing sebagai bentuk apresiasi dari apa yang telah dilakukan selama 5 hari penuh yang selanjutnya ditutup dengan renungan malam.

Sekali lagi saya bersyukur kepada Allah atas semua yang telah diberikan kepada saya. Pokoknya rame lah.. Kami semua puas terhadap semua yang kami peroleh. Kedisiplinan, kebersamaan, kerja sama, kesigapan, fokus, kepemimpinan, keberanian, serta kesabaran, menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kami semua.

Yang terpenting dari ini semua adalah aplikasi dalam keseharian saya. Saya harus berubah menjadi lebih baik. Saya harus bisa memimpin diri saya dahulu sebelum memimpin orang lain. Saya harus bisa mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk saya dengan kebiasaan-kebiasaan yang lebih positif. Oleh karena ini dibutuhkan suatu konsistensi dan komitmen yang kuat untuk mewujudkannya.

Ya Allah. berikan kami kekuatan untuk dapat mewujudkannya dalam rangka ibadah kami kepada-Mu, ya Allah, Wahai Zat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Read Full Post »

Kapan terakhir Anda menggunakan delman sebagai moda transportasi ? menggunakan transportasi bukan untuk Delmanrekreasi ? Wah,,emang masih ada ya di jaman modern seperti ini ? Di kota Bandung yang padat ini, masih ada gitu ?

Ternyata masih ada, teman-teman. Saya baru saja menggunakannya kemarin selasa (2 Juni 2009). Bukan untuk berekreasi dengan keluarga, ataupun mutar2 di jalan ganesha, tetapi sebagai alat transportasi. Moda ini masih ada di daerah Gunung Batu.. Jelas ini masih di kota Bandung.

Kemarin saya harus ke poltekkes di Gunung Batu untuk mengisi pelatihan Auto Cad di sana. Untuk sampai ke depan kampus itu, harus menggunakan ojeg atau delman. Angkot tidak sampai ke daerah sana. Pada perginya saya menggunakan ojeg, karena khawatir terlambat waktu di sana. Saya harus ada di tempat pukul 16.00. Apalagi saya belum pernah ke sana sebelumnya, jadi saya ga mau untuk mengambil resiko. Dengan ojeg saya harus membayar Rp. 4000. Menurut saya,  ya wajar, krn cukup jauh juga.

Ketika di sana, saya diberi tahu, klo menggunakan delman, Cuma bayar Rp. 1000 !!!. Wah, murah banget pikir saya. Lalu saya berjanji, ketika pulangnya saya harus menggunakan delman. Selain hemat, saya juga sudah lama tidak memakai delman. Tidak ingat kapan terakhir saya menggunakannya. Jadi, kenapa ga dicoba saja…

Saat jam 18.30, selepas maghrib,  saya balik dari kampus itu. Lalu menunggu sebentar dan akhirnya ada delman yang lewat. Lalu tanpa ragu saya menaikinya. Wah, agak sempit..Sepertinya satu delman hanya muat untuk 4 orang dewasa, termasuk kusirnya. Di delman itu saya bertiga, udah sama kusirnya. Duduk saya harus dimiringin, ga kayak di angkot lurus juga bisa. Belum lagi tas saya yang agak besar, membuat duduknya harus benar-benar disesuaikan..

Selama di jalan, koq saya agak kasihan dengan kudanya ya. Berjuang menyusuri jalan yang berlobang-lobang, menerima pecutan dari kusir, terus berlari, kadang juga harus menanjak.. Saya merasa jadi ga tega.. Beban yang cukup besar, harus diangkut oleh seekor kuda..

Tapi, mungkin memang sunnatullahnya seperti itu.. Terkadang saya mungkin terlalu kasihan kali ya…

Sekitar 10 menit saya naik delman.. Penumpang lain membayarnya 1000 rupiah.. Dalam hati saya, koq agak kurang pas klo 1000 rupiah, padahal kan cukup jauh juga. Apa karena ga pake bbm, jadinya murah ? Apa karena  rumput, bisa didapat gratis ? Tapi saya merasa tidak sepadan. Akhirnya saya membayar 2000 rupiah. Mudah2 cukup adil, untuk kebutuhan Kusir tersebut.

Walaupun harus sempit-sempitan, saya cukup menikmati berada di atas delman itu. Benar-benar merakyat. Hembusan angin yang menerpa wajah, goncangan akibat jalanan yang berlubang, bunyi “sepatu” kuda, itu semua memadukan menjadi suatu bentuk keindahan tersendiri. Sudah lama tidak merasakan naik delman seperti ini. Seperti di desa yang sunyi, memandang pemandangan nan indah. Memang saat itu telah malam, tapi tetap saja saya merasakan sesuatu yang lain.

Sempat terlintas dalam pikiran saya, sepertinya malu-maluin naek delman seperti ini. Tapi kenapa harus malu ?

Read Full Post »