Alhamdulillah, hari pertama puasa di bulan Ramadhan 1430 H ini, telah dilewati. Ibadah shaum pun telah dilaksanakan. Ya Allah, semoga amal ibadah puasa saya dan seluruh kaum muslimin diterima oleh-Mu..amin..
Saya merasa hari pertama ini berbeda dengan hari-hari yang lain. Iya lah, sekarang sabtu, kemarin jumat. Sekarang Ramadhan, kemarin Syaban. Kemarin saya masih makan siang, sekarang ga ada lunch, lalu saya juga kadang-kadang suka ngemil sorenya, tetapi hari ini saya berpuasa. Saya harus menahan diri dari makan dan minum dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari.
Ya, bisa dibilang adaptasi dulu untuk hari pertama ini. Terkadang terbesit dalam pikiran, “ Wah, siang ini ga ada makan siang ya..”. Lalu pada sekitar jam 13, saya juga bertanya dalam hati, “Berapa jam lagi nih buka puasanya ?”.
Siang ini sekitar jam 14.30 saya sempat berkunjung ke salah satu toko buku terkenal di jalan Merdeka. Ternyata cukup padat saat itu. Banyak orang beserta keluarganya jalan-jalan, melihat-lihat serta bebelanja buku. Hal ini dilakukan mungkin sambil menunggu berbuka puasa. Saya menikmati pemandangan ini. Orang-orang melihat-lihat buku di rak-rak serta dengan serius membaca sambil duduk di bangku-bangku yang ada di sana. Bahkan yang sambil jongkok pun ada. Suatu hal yang positif menurut saya, dari pada jalan-jalan ke mal, lebih baik ngabuburit di toko buku. Ya, Semoga di bulan Ramadhan ini qt banyak mengisinya dengan membaca buku-buku yang bermanfaat, terutama yang menambah keimanan kita.
Ada satu kondisi yang menarik bagi saya saat itu. Ternyata hampir seluruh pramuniaga di toko buku itu menggunakan kerudung bagi yang perempuan dan peci bagi yang laki-laki. Mungkin dalam momen Ramadhan ini, toko buku itu mengambil kebijakan seperti itu. Atau mungkin inisiatif dari para pramuiaga tersebut ? Ya, semoga itu menjadi barokah dan sesuatu yang menambah kebermaknaan kita semua ,berpuasa di bulan ramadhan ini. Bagi, saya pemandangan itu bisa menggambarkan semangat mereka dalam menyambut ramadhan ini.
Di musholanya pun terlihat berbeda dari biasanya. Kali ini tempat yang cukup kecil itu penuh ketika ashar. Saat itu pun termasuk di awal waktu dan orang-orang yang ingin shalat asar begitu banyak baik laki-laki maupun perempuan. Saya pun terpaka menunggu satu jamaah beres dulu. Alhamdulillah, momen ramadhan ini semoga dapat membawa perubahan yang luar biasa bagi kita semua.
Dan saya pun harus tetep semangat seperti mereka dan insya Allah saya berusaha untuk menikmati setiap momen di hari pertama ramadhan ini. Yup, saya harus tetep semangat.
O ya kawan, tahukah kalau ternyata Ramadhan ini berasal dari kata al-rhamdu yang artinya membakar sesuatu. Jadi, dari buku “Madrasah Ruhaniah” yang saya baca hari ini, ternyata orang arab dulu, menamai bulan-bulan hijriah ini berdasarkan kondisi waktu saat mereka mengalami bulan-bulan itu. Sebagai contoh nama Rabi’ul awal dan Rabi’ul akhir. Rabi’ artinya musim semi. Dan pada saat itu mereka sedang berada dalam musim semi, sehingga menamakannya Rabi’. Nah, begitu juga dengan ramadhan. Pada saat akan melakukan penamaan bulan itu, Ramadhan jatuh pada musim panas, sehingga mereka menamainya Ramadhan.
Jadi, sesuai dengan asal muasal namanya, maka seharusnya Ramadhan ini dapat membakar semangat saya untuk lebih giat lagi beramal. Lalu saya juga sangat berharap dengan puasa di bulan ramadhan ini dosa-dosa saya yang lalu juga terbakar. Saya juga menemukan hadits yang sesuai, bahwa bulan ini disebut ramadhan karena untuk membakar dosa-dosa kita.
Ya semoga kita semua mendapat ampunan dari Allah atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan, sehingga dosa-dosa itu benar-benar terbakar dan kita kembali suci. Bagaikan abu dari hasil pembakaran yang hilang ke udara diterpa angin.. aminn